Kisah Nabi Syu'aib dan Nabi Musa sangat cocok dalam tema ini. ketika itu Nabi Musa melihat 2 orang perempuan yang akan mengambil Air lalu ditempat pengambilan banyak anak pemuda yang kemudian membuat mereka kebingungan untuk mengambil air tersebut, lalu Nabi Musa melihat kedua perempuan tersebut dan menolongnya mengambil air hingga penuh, kemudian membawakan dan mengantarkan kedua perempuan tersebut pulang.
Nabi Musa berkata "biar saya yg berjalan didepan" kedua perempuan itu mengiyakan.
Nabi Musa melakukan itu bukan semata-mata dia tidak mau direndahkan oleh perempuan tetapi dia menyadari bahwa kedua perempuan itu bukanlah Mahramnya sehingga dikhawatirkan jika kedua perempuan itu berjalan didepan Nabi Musa, maka akan terlihat lekak-lekuk tubuhnya dan menimbulkan syahwat.
Kedua perempuan itu adalah putri dari Nabi Syu'aib, salah satu perempuan itu berkata kepada ayahnya.
"Ayah, angkatlah pemuda itu sebagai menantumu karena aku yakin dia akan menjadi Imam yg baik,"
Lalu Nabi Syu'aib berkata kepada Anaknya.
"Kenapa engkau begitu yakin dengan pemuda itu"
Perempuan itu menjawab "karena ketika aku bertemu dengannya dia begitu menjaga dan menghormatiku"
Kemudian Nabi Syu'aib mengabulkannya.
(Kisah di atas bersumber dari Tausiah Dra. Hj Yati Priyati M.Ag)
Ayah mempunyai peran penting terhadap Anak-anaknya, begitu juga dengan Nabi Syu'aib, Ia begitu kawatir jika anaknya mendapatkan suami yg tidak bisa menjadi imam yg baik.
Seorang ayah manapun pasti akan mengharapkan anak perempuannya mempunyai suami yg baik walaupun ia merasa tidak baik.
Bagaimanapun rendahnya pekerjaan seorang Ayah, Ia tetap ingin anaknya mempunyai pasangan yang bisa menjadi imam yg baik, menjaganya dan menghargainya.
Komentar
Posting Komentar