Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Pernikahan Bukan Ajang Balapan

Belum lama ini Media sosial tengah ramai membicarakan salah satu anak Kiyai kesohor yang memutuskan untuk bercerai dengan istrinya, maaf mungkin yang sebentar lagi akan dipanggil mantan istri. Tentu hal itu membuat geger publik, beragam pertanyaan muncul, mereka bertanya-tanya kenapa semua itu bisa terjadi, padahal apa yang diposting di media sosial tampak romantis dan baik-baik saja, tak pernah sekalipun terlihat ada masalah atau pertengkaran. Tentu yang menanyakan hal itu tak menyadari bahwa dunia maya adalah dunia penuh tipu daya, dan tidak semua yang di posting di media sosial sesuai dengan realita. Setiap orang, baik yang terkenal atau tidak, pasti ingin mempunyai privasi yang tak ingin dibagi. Hal itu pula yang menyebabkan orang berbondong-bondong ingin segera menikah, tak peduli bagaimana keadaan dan situasinya, mereka menganggap pernikahan itu amat sangat indah. Wajar saja, karena mungkin yang dilihat postingan para suami istri yang hanya bagian baik-baiknya, yang hanya momen r

Ramadan Di Tahun Kedua Corona

Waktu begitu cepat berlalu, bahkan terasa sangat cepat. Umat muslim akhirnya bertemu kembali dengan bulan Ramadan, bulan yang suci, tetapi sayangnya pandemi belum juga pergi. Bukannya mereda, tetapi justru sebaliknya. Virus kecil itu justru melahirkan Virus-virus baru.  Bulan Ramadan tahun ini tak jauh berbeda dengan bulan Ramadan tahun kemarin. Sama-sama memiliki banyak peraturan. Di beberapa daerah ada yang tetap menerapkan social distancing dalam melaksanakan shalat tarawih, itu artinya shaf-shaf yang biasanya rapat, kini terpaksa harus berjauhan karena menjaga jarak. Tak ada lagi perayaan hari besar Islam seperti Nuzulul Qur'an, atau perlombaan pada bulan suci Ramadan, malam-malam bulan suci Ramadan tahun ini masih sama, Sama-sama terasa sunyi, hanya lantunan suara ayat al-Qur'an yang terdengar dari seseorang yang sedang mikra di Masjid. Atau sesekali terdengar bunyi ledakan petasan ulah para anak kecil. Bunyi petasan itu cukup membuat mereka bahagia, walau pada akhirnya ha

Tentang Hikmah Dan Ujian

Manusia sebagai hamba Tuhan memang tak akan pernah luput dari Ujian. Ujiannya tentu beragam seperti kehilangan pekerjaan, terlilit banyak hutang, bisnis mengalami kebangkrutan. Gagal menikah dengan orang tersayang, menunggu jodoh yang tak kunjung datang, rumah tangga yang kandas dan berujung perceraian, istri terkena penyakit mematikan, suami pengangguran, anak sakit-sakitan,  orang tua dan mertua meninggal dengan waktu yang bersamaan dan masih banyak ujian lain yang tak mungkin disebutkan. Begitu banyaknya ujian yang telah Tuhan berikan, dan setiap manusia mendapat ujian yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitasnya. Ujian diberikan untuk meningkatkan kualitas iman, tetapi tak jarang karena ujian manusia justru kehilangan iman. Putus asa dan tak ingin melanjutkan hidup hingga bunuh diri kadang menjadi pilihan. Iman memang sering naik turun layaknya timbangan. Karenanya kita sebagai manusia seharusnya dapat mengontrol diri dan pandai menilik sisi baik yang terjadi dalam kehidupan. Kita

Poligami Bukan Solusi

Berbicara tentang Poligami Film "Surga yang tak di rindukan" yang di ambil dari novel Asma Nadia rasanya sudah sangat pas untuk menggambarkan isi hati perempuan. Kalaupun ada sebagian perempuan yang dengan ikhlas rela dipoligami karena merasa mendapat jaminan surga kelak itu lain di mulut lain dihati. Bagaimana pun ikhlasnya mulutnya berbicara tetap saja hatinya terluka. Perempuan mana yang rela cintanya terbagi dua?, perempuan mana yang rela hari-hari bersama suaminya dibagi dengan perempuan lain?, tidak akan ada yang rela.  Poligami memang diperbolehkan dalam Islam, bahkan telah dilakukan oleh Nabi. Namun, poligami bukanlah solusi jika seorang suami melakukannya hanya karena semata-mata tergoda perempuan lain. Poligami bukan solusi jika hanya dilandaskan karena seorang suami dan istri tidak sepaham lagi. Poligami bukan solusi jika suami melakukannya hanya karena istri tak cantik lagi. Poligami bukan solusi jika dilakukan hanya karena suami tak cinta lagi.  Alasan-alasan itu

Maaf Untuk Sahabat

Sepuluh Januari dua ribu dua satu Adalah hari penantianmu Hari yang akan terasa sangat membahagiakan untukmu Hari dimana kau akan memiliki status baru Sepuluh Januari dua ribu dua satu Pandemi belum juga berlalu Maaf, terpaksa aku memberi kabar baru Bahwa aku tak bisa menjadi saksi hari bahagiamu. Sepuluh Januari dua ribu dua satu Hujan terus mengguyur bumi Sahabat andaikan kau tahu isi hatiku Mungkin, aku tak akan membuat puisi aneh ini Sepuluh Januari dua ribu dua satu Andaikan Burok itu tak hanya untuk Nabi Andaikan pintu Doraemon itu nyata Andaikan sajadah terbang Aladin dapat disewa Mungkin, Aku akan melesat pergi dan menemuimu Sepuluh Januari dua ribu dua satu Tak ada kata yang pantas terucap untukmu Selain kata, selamat menempuh hidup baru Semoga kau selalu bahagia bersama pilihanmu Sepuluh Januari dua ribu dua satu Sahabat, semoga kau sudi memaafkanku Tak ada maksud untuk ingkar janji Tetapi, keadaan yang menolakku untuk pergi