Berbicara tentang Poligami Film "Surga yang tak di rindukan" yang di ambil dari novel Asma Nadia rasanya sudah sangat pas untuk menggambarkan isi hati perempuan. Kalaupun ada sebagian perempuan yang dengan ikhlas rela dipoligami karena merasa mendapat jaminan surga kelak itu lain di mulut lain dihati. Bagaimana pun ikhlasnya mulutnya berbicara tetap saja hatinya terluka. Perempuan mana yang rela cintanya terbagi dua?, perempuan mana yang rela hari-hari bersama suaminya dibagi dengan perempuan lain?, tidak akan ada yang rela.
Poligami memang diperbolehkan dalam Islam, bahkan telah dilakukan oleh Nabi. Namun, poligami bukanlah solusi jika seorang suami melakukannya hanya karena semata-mata tergoda perempuan lain. Poligami bukan solusi jika hanya dilandaskan karena seorang suami dan istri tidak sepaham lagi. Poligami bukan solusi jika suami melakukannya hanya karena istri tak cantik lagi. Poligami bukan solusi jika dilakukan hanya karena suami tak cinta lagi. Alasan-alasan itu semua tidak ada dalam cara Nabi berpoligami, karena Nabi melakukan poligami semata-mata ingin menyelamatkan para janda yang ditinggal suaminya ketika berperang.
Poligami di iming-imingi dengan jaminan Surga, siapa yang tak ingin masuk surga? Jelas tidak akan ada, tetapi apakah Surga hanya dijanjikan untuk wanita yang rela di Poligami? Apakah Surga hanya bisa didapatkan oleh wanita yang ikhlas kasih sayang suaminya dibagi? nyatanya Surga tidak hanya bisa di dapatkan dengan rela di poligami. Jika ada hal lain agar dapat masuk ke surga lantas mengapa harus menyiksa hati?, Bukankah wanita juga layak mendapatkan kebahagiaannya sendiri?.
Poligami banyak dilakukan laki-laki dengan landasan sunah Nabi. Lalu apakah sunah Nabi hanya dilakukan dengan berpoligami?. Realitasnya banyak sekali sunah Nabi yang jauh lebih mudah untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Poligami lebih pantas disebut dengan tindakan yang dilakukan karena hasrat diri dengan berkedok sunah Nabi.
Komentar
Posting Komentar