Langsung ke konten utama

Pernikahan Bukan Ajang Balapan

Belum lama ini Media sosial tengah ramai membicarakan salah satu anak Kiyai kesohor yang memutuskan untuk bercerai dengan istrinya, maaf mungkin yang sebentar lagi akan dipanggil mantan istri. Tentu hal itu membuat geger publik, beragam pertanyaan muncul, mereka bertanya-tanya kenapa semua itu bisa terjadi, padahal apa yang diposting di media sosial tampak romantis dan baik-baik saja, tak pernah sekalipun terlihat ada masalah atau pertengkaran. Tentu yang menanyakan hal itu tak menyadari bahwa dunia maya adalah dunia penuh tipu daya, dan tidak semua yang di posting di media sosial sesuai dengan realita. Setiap orang, baik yang terkenal atau tidak, pasti ingin mempunyai privasi yang tak ingin dibagi.

Hal itu pula yang menyebabkan orang berbondong-bondong ingin segera menikah, tak peduli bagaimana keadaan dan situasinya, mereka menganggap pernikahan itu amat sangat indah. Wajar saja, karena mungkin yang dilihat postingan para suami istri yang hanya bagian baik-baiknya, yang hanya momen romantisnya. Padahal mungkin dibalik semua itu begitu banyak problematik rumah tangga yang bisa saja tak akan ada habisnya. Masalah satu selesai, maka akan ada masalah yang baru muncul. Pernikahan itu ibadah terpanjang, bukankah dibalik ibadah pasti selalu ada godaan? Bukankah di setiap orang yang melakukan ibadah selalu ada ujian dan rintangan?. Pasti, dan tidak, jelas pernikahan tidak seindah yang dibayangkan.

Lantas, apa karena beratnya ujian pernikahan, kita harus menunda-nunda menikah? Tentu tidak. Setiap orang pasti mempunyai pernikahan impian, hidup bahagia dengan suami yang diidamkan sesuai dengan target yang diinginkan, silahkan saja, karena itu adalah hak semua orang. Tapi ingat, bahwa menikah tak hanya tentang "Aku cinta Kamu," kemudian menikah, "Kita sepertinya cocok," Lalu menikah, bukan tentang siapa yang sabar menunggu hingga akhirnya dilamar. Jauh dari itu menikah berarti menyatukan dua keluarga yang berbeda, menikah berarti kita akan tinggal satu atap dengan orang yang baru dikenal dalam beberapa tahun, beberapa bulan, atau bahkan hanya dalam beberapa minggu, dan kita tahu bahwa setiap orang pasti memiliki kekurangan. 

Menikah jelas tak semudah yang dibayangkan, Menikah tak seindah yang dipikirkan, Kita bisa menyaksikan bahwa perceraian banyak terjadi dimana-mana. Penyebabnya beragam tentu bukan karena mereka tak cinta lagi tetapi kadang karena keadaan yang membuat mereka tak kuasa untuk bersama lagi.

Jadi menikah bukanlah ajang balapan, yang siapa lebih dulu melakukannya dia menjadi pemenang, karena pada akhirnya tak ada pemenang baik untuk yang belum menikah atau yang sudah. Semuanya sama, sama-sama selalu diselimuti masalah dan juga kebahagiaan. Untuk yang sudah menikah, selamat menikmati pernikahanmu, selamat menyambut kehidupan baru. Untuk yang belum menikah, sabar sebentar lagi, santai saja mungkin ini waktunya untuk belajar memperbaiki dan menyiapkan diri untuk menuju kehidupan dengan status yang baru, dan cukup! Jangan lontarkan pertanyaan "Kapan?" Karena mungkin jika Kita mengetahui jawabannya tanpa ditanya pun Kita akan lebih dulu menjelaskannya, Karena Pertanyaan " Kapan?" kadang terlihat hanya basa basi, tetapi tanpa disadari ternyata kadang menjadi beban dan menyakiti hati. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Tetap Produktif Di Masa Pandemi

Sebagaimana kita tahu bahwa belahan Dunia telah terkena Virus Covid-19 atau lebih dikenal dengan Corona. Virus menular dan mematikan yang berasal dari Wuhan Cina tersebut seolah membuat Dunia lumpuh. Virus Corona tidak hanya menular tetapi juga mematikan. Bahayanya tidak semua orang yang terkena Virus Corona mempunyai gejala, hal ini membuat resah aparat pemerintah. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akhirnya diterapkan, aktivitas di luar rumah menjadi terbatas, sekolah diliburkan, beberapa karyawan dirumahkan. Jaga jarak menjadi keamanan. Seseorang yang terbiasa beraktivitas di luar rumah mungkin akan merasa bosan dan kebingungan ketika harus berdiam diri di rumah. maka Inilah beberapa tips agar tetap produktif di masa pandemi tanpa harus banyak berinteraksi di luar rumah. 1. Bercocok Tanam Bercocok tanam adalah hal yang dapat dilakukan di masa pandemi. Kita bisa menjadikan pekarangan rumah untuk bercocok tanam, seperti menanam berbagai macam jenis bunga, atau menanam tanaman

Pergeseran Makna Sukses

Sukses selalu menjadi hal yang diinginkan setiap orang. kata sukses bahkan sudah digaungkan sejak bayi baru lahir ke dunia sebagai ungkapan do'a dari kedua orang tua dan orang lain yang telah mendo'akan. Karena itu tak sedikit orang menghabiskan waktunya untuk bekerja keras dan banyak melakukan cara demi mencapai kesuksesan. Sukses dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti berhasil atau beruntung, artinya berhasil atau beruntung mencakup dalam berbagai hal. Sedangkan menurut Wikipedia sukses didefinisikan sebagai suatu kehormatan atau prestise yang dikaitkan dengan pencapaian suatu kedudukan seseorang dalam status sosialnya. Di era Modern ini kata Sukses seolah mengalami pergeseran makna. Ketika Sukses mengandung makna berhasil atau beruntung dalam segala hal, tetapi saat ini justru kata sukses seolah hanya di artikan berhasil atau beruntung dari sisi finansial, atau karir yang cemerlang. Padahal kata sukses sendiri memiliki cakupan yang sangat luas. Jika kata sukses hanya

Tentang Hikmah Dan Ujian

Manusia sebagai hamba Tuhan memang tak akan pernah luput dari Ujian. Ujiannya tentu beragam seperti kehilangan pekerjaan, terlilit banyak hutang, bisnis mengalami kebangkrutan. Gagal menikah dengan orang tersayang, menunggu jodoh yang tak kunjung datang, rumah tangga yang kandas dan berujung perceraian, istri terkena penyakit mematikan, suami pengangguran, anak sakit-sakitan,  orang tua dan mertua meninggal dengan waktu yang bersamaan dan masih banyak ujian lain yang tak mungkin disebutkan. Begitu banyaknya ujian yang telah Tuhan berikan, dan setiap manusia mendapat ujian yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitasnya. Ujian diberikan untuk meningkatkan kualitas iman, tetapi tak jarang karena ujian manusia justru kehilangan iman. Putus asa dan tak ingin melanjutkan hidup hingga bunuh diri kadang menjadi pilihan. Iman memang sering naik turun layaknya timbangan. Karenanya kita sebagai manusia seharusnya dapat mengontrol diri dan pandai menilik sisi baik yang terjadi dalam kehidupan. Kita