Langsung ke konten utama

Berdamai Dengan Diri

Ada yang paling sulit untuk di ajak Kompromi, sebuah pertanyaan kemudian muncul, Siapa? Orang tua? Suami? Anak? Pacar? Saudara? Tetangga?, jawabannya bukan di antara mereka, tetapi yang paling sulit untuk di ajak kompromi adalah diri kita sendiri. Dengan mudahnya diri kita memberikan saran kepada orang lain, tetapi begitu sulit memberi saran untuk diri sendiri, tak sedikit pergolakan kemudian terjadi. Begitu mudah menyayangi orang lain, kemudian memberi perhatian, mencari tahu tentang hal yang disukainya, lalu abai untuk menyayangi diri sendiri, Abai memperhatikan diri sendiri.

Senang membanggakan orang lain, menyebutnya hebat, lalu kemudian memberikan semangat, tetapi lupa untuk membanggakan diri sendiri. Tak jarang seseorang merasa bahwa dirinya tak bisa diandalkan, tak ada yang bisa dibanggakan. Kita tak menyadari, bahwa hal yang harus dibanggakan tidak melulu soal peningkatan yang terjadi dalam hidup. tetapi kuat dan sabar melewati problematik hidup juga hal yang harus dibanggakan. Banggalah karena jauh dari hal itu, di luar sana banyak orang yang tersesat kehilangan arah karena terlalu banyak masalah.

Terlalu fokus kepada penilaian orang lain, berusaha melakukan apa pun demi mendapat penilaian baik, karena tak ingin dianggap buruk oleh orang lain, hingga tak menyadari bahwa kita telah menyiksa diri dan tidak berusaha menjadi diri sendiri. Kita telah lupa bahwa Juri terbaik bukanlah manusia tapi Juri terbaik adalah Allah Subhana Wa Taala.

Media sosial seolah telah menjadi ajang untuk berlomba mengadu prestasi, tak mengapa, itu baik karena dapat dijadikan motivasi. Tetapi jangan menyalahkan diri sendiri karena tidak memiliki prestasi. Sabar, mungkin bukan hari ini, tetapi suatu saat nanti. Karena semua hal tak bisa kita samakan dengan perjalanan orang lain, kita mempunyai jalan sendiri. Semua tergantung pada usaha yang telah dilakukan oleh diri sendiri.

Kenapa aku belum menikah ?, Mereka sudah.  kenapa jodohnya begitu mudah ?, aku susah. kemudian merasa bahwa diri sendiri tak ada yang menyukai. Sadarlah bahwa Semua bukan tentang seseorang yang paling banyak disukai, kemudian dengan cepatnya dia mendapat jodoh lalu menikah, tetapi menikah adalah sebuah ibadah, tentunya semua bukanlah hal mudah. Kita hanya bisa menerkanya, tapi Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi hambaNya.

Mengagumi orang lain dengan berlebihan, mencari tahu informasi tentangnya, memuji segala hal yang dilakukannya, menuruti keinginannya. Lalu lupa mengagumi diri sendiri, acuh terhadap hal yang diinginkan diri sendiri. Mengucapkan selamat dan terimakasih kepada orang lain sebagai bukti penghargaan. Tetapi lupa mengucapkan selamat dan terimakasih kepada diri sendiri yang telah kuat berjuang melewati kehidupan hingga saat ini.

Tiba-tiba terkena sakit, lalu tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri. memvonis diri karena menganggap telah mendzalimi diri sendiri. Kita lupa bahwa semua atas kehendak Ilahi, bisa jadi Allah sedang menyaring dosa dalam diri.

Rupanya kita terlalu sibuk terhadap segala hal yang terjadi pada orang lain. Kita terlalu sibuk menyayangi orang lain, kita sibuk membanggakan orang lain, hingga kita lupa bahwa ada seseorang yang kita acuhkan, ada seseorang yang telah banyak berjuang tapi kita abaikan. Ada seseorang yang harus kita perhatikan. Aset berharga yang harus kita jaga, aset berharga yang tak ada duanya, yaitu diri kita sendiri. Mari berdiri dihadapan cermin lalu ajak diri untuk kompromi. berdamai dengan diri adalah sebuah kunci untuk bahagia dan mensyukuri Takdir Ilahi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Tetap Produktif Di Masa Pandemi

Sebagaimana kita tahu bahwa belahan Dunia telah terkena Virus Covid-19 atau lebih dikenal dengan Corona. Virus menular dan mematikan yang berasal dari Wuhan Cina tersebut seolah membuat Dunia lumpuh. Virus Corona tidak hanya menular tetapi juga mematikan. Bahayanya tidak semua orang yang terkena Virus Corona mempunyai gejala, hal ini membuat resah aparat pemerintah. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akhirnya diterapkan, aktivitas di luar rumah menjadi terbatas, sekolah diliburkan, beberapa karyawan dirumahkan. Jaga jarak menjadi keamanan. Seseorang yang terbiasa beraktivitas di luar rumah mungkin akan merasa bosan dan kebingungan ketika harus berdiam diri di rumah. maka Inilah beberapa tips agar tetap produktif di masa pandemi tanpa harus banyak berinteraksi di luar rumah. 1. Bercocok Tanam Bercocok tanam adalah hal yang dapat dilakukan di masa pandemi. Kita bisa menjadikan pekarangan rumah untuk bercocok tanam, seperti menanam berbagai macam jenis bunga, atau menanam tanaman

Pergeseran Makna Sukses

Sukses selalu menjadi hal yang diinginkan setiap orang. kata sukses bahkan sudah digaungkan sejak bayi baru lahir ke dunia sebagai ungkapan do'a dari kedua orang tua dan orang lain yang telah mendo'akan. Karena itu tak sedikit orang menghabiskan waktunya untuk bekerja keras dan banyak melakukan cara demi mencapai kesuksesan. Sukses dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti berhasil atau beruntung, artinya berhasil atau beruntung mencakup dalam berbagai hal. Sedangkan menurut Wikipedia sukses didefinisikan sebagai suatu kehormatan atau prestise yang dikaitkan dengan pencapaian suatu kedudukan seseorang dalam status sosialnya. Di era Modern ini kata Sukses seolah mengalami pergeseran makna. Ketika Sukses mengandung makna berhasil atau beruntung dalam segala hal, tetapi saat ini justru kata sukses seolah hanya di artikan berhasil atau beruntung dari sisi finansial, atau karir yang cemerlang. Padahal kata sukses sendiri memiliki cakupan yang sangat luas. Jika kata sukses hanya

Tentang Hikmah Dan Ujian

Manusia sebagai hamba Tuhan memang tak akan pernah luput dari Ujian. Ujiannya tentu beragam seperti kehilangan pekerjaan, terlilit banyak hutang, bisnis mengalami kebangkrutan. Gagal menikah dengan orang tersayang, menunggu jodoh yang tak kunjung datang, rumah tangga yang kandas dan berujung perceraian, istri terkena penyakit mematikan, suami pengangguran, anak sakit-sakitan,  orang tua dan mertua meninggal dengan waktu yang bersamaan dan masih banyak ujian lain yang tak mungkin disebutkan. Begitu banyaknya ujian yang telah Tuhan berikan, dan setiap manusia mendapat ujian yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitasnya. Ujian diberikan untuk meningkatkan kualitas iman, tetapi tak jarang karena ujian manusia justru kehilangan iman. Putus asa dan tak ingin melanjutkan hidup hingga bunuh diri kadang menjadi pilihan. Iman memang sering naik turun layaknya timbangan. Karenanya kita sebagai manusia seharusnya dapat mengontrol diri dan pandai menilik sisi baik yang terjadi dalam kehidupan. Kita